Langsung ke konten utama

Sajak -- Untuk Gil, dan Pria Penyuka Hujan




 Untuk Gil


Gil, kau tahu? Aku suka menulis puisi,

Namun aku enggan untuk menyuarakannya dengan lantang

Kau tahu kenapa?

Karena aku hanyalah suara yang tidak akan pernah kau dengar

Aku juga tidak pernah mengirimnya padamu

Kau tahu alasannya?

Karena aku tahu kau tidak akan pernah membacanya

Sekalipun aku berteriak, menumpahkan seluruh emosiku …

Sudahlah Gil, aku adalah kepingan dari sebuah kenangan

Ah sial, aku bahkan menghapus sebagian sajakku …

Gil, aku jadi berpikir …

Apakah mungkin kau hanyalah tuan malam dan sebenarnya aku nona mimpi?

Ketika hari sudah pagi, kita berdua sama-sama tersadar,

Jika yang tersisa dari itu hanyalah hitam dan bayangan

Entahlah Gil, kau tidak akan pernah tahu …

Karena semuanya tidak pernah nyata, dan kau juga


Tanah Datar, 2021


Untuk Pria Yang Menyukai Hujan


Di sebuah pemberhentian bus kota,

Seorang pria penyuka hujan bercerita

Derap langkahnya mungkin sudah lelah

Berhenti untuk menggapai pengharapan semu,

Lampu-lampu dari gedung menyinari matanya yang mendung 

Hatinya baru saja dibasahi rintik masa lalu

Deras mengalir membentuk sungai rindu

Bermuara pada ruang nostalgia

Menyisihkan kepingan kenangan tentang hujan

Yah, bunyi hujan seakan 

Menjadi lagu yang paling menyakitkan sekaligus menenangkan

Rintik rintik yang mengingatkannya untuk pulang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NCTzen: Penggemar NCT di Indonesia

Dunia hiburan Korea telah menjadi fenomena global yang memikat jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu grup yang telah menarik perhatian banyak penggemar di Indonesia adalah NCT. Dikenal dengan konsep uniknya yang melibatkan banyak subunit dan anggota, NCT telah berhasil membangun basis penggemar yang kuat di Indonesia, yang dikenal dengan sebutan NCTzen. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi fenomena NCTzen di Indonesia, menggali asal usulnya, dampaknya, dan apa yang membuatnya begitu istimewa. Asal Usul NCTzen di Indonesia NCTzen, istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggemar NCT, berasal dari kata "NCT" dan "citizen". Mereka bukan sekadar penggemar biasa, tetapi merasa memiliki keterikatan yang kuat dengan grup dan anggotanya. Di Indonesia, fenomena NCTzen mulai muncul sejak NCT mulai mendapatkan popularitas di tanah air. Awalnya, popularitas mereka terutama dibangun melalui media sosial dan platform streaming musik, di mana lagu-l...

Khaled Hosseini: Penyair Luka dan Harapan

Dalam lanskap sastra modern, terdapat nama yang mencuat dengan cerita-cerita yang membingkai kehidupan dan penderitaan di Afghanistan dengan penuh keindahan dan kekuatan emosional. Nama itu adalah Khaled Hosseini, seorang penulis yang melalui kata-katanya, menjelajahi luka dan harapan yang mengalir dalam aliran sejarah yang bergulir di Afghanistan. Hosseini lahir pada tahun 1965 di Kabul, Afghanistan, dan kemudian pindah ke Amerika Serikat pada usia belasan tahun. Pengalaman hidupnya yang melintasi dua benua memberikan fondasi yang kuat bagi narasi-narasi yang mencakup kehangatan dan kepedihan, pengorbanan dan kehilangan, cinta dan pengampunan. Salah satu karya paling ikoniknya, "The Kite Runner", mengeksplorasi hubungan kompleks antara dua sahabat, Amir dan Hassan, di tengah pergolakan politik dan sosial di Afghanistan. Dengan latar belakang yang kuat, Hosseini mempersembahkan kisah yang menggugah jiwa, mempertanyakan kesetiaan, dan mengeksplorasi implikasi dari pilihan yang...

Puisi "Aku" Karya Chairil Anwar - Salah Satu Puisi Paling Populer di Indonesia

Salah satu puisi paling populer di Indonesia adalah "Aku" karya Chairil Anwar. Puisi ini menjadi salah satu karya sastra yang sangat dihargai dan dihafal oleh banyak orang di Indonesia. Berikut adalah puisi "Aku" karya Chairil Anwar: Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Puisi "Aku" karya Chairil Anwar telah mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan sebagai salah satu karya sastra terpenting di Indonesia. Namun, secara spesifik, puisi ini tidak memiliki penghargaan yang ditujukan langsung kepada dirinya sendiri, karena penghargaan sastra umumnya diberikan kepada penulis secara keseluruhan atas karyanya, bukan hanya satu karya tertentu. Meskipun begitu, "Aku" ...