Langsung ke konten utama

Mungkin Cerita Gue Begini

Intinya Gue Mau Cuap-Cuap Tentang Kegabutan



Ngga kerasa 2020 udah kita lewatin. Banyak banget ga sih pelajaran yang dapat kita petik di tahun 2020? Menurut gue selain banyak pelajaran, 2020 itu tahun kegabutan.

Tahun 2020 gue isi kebanyakan dengan rebahan, nonton film, baca novel. Baca novelnya pun ngga selesai satu series. Dibilang gue anaknya males banget yah nggak, cuman kadang Moodnya suka berubah-ubah. Di tahun kemarin (2020) gue coba ikutan event antologi puisi yang diselenggarain sama Penerbit Jaya Tulungagung. Alhamdulillahnya dapat apresiasi berupa penulis terbaik dengan sertifikat dan medali. Asli disitu senang banget. Tidak berhenti disitu, gue yang katanya gabut ngulik-ngulik tentang dunia kepenulisan, hingga memutuskan untuk masuk kedalam Komunitas kepenulisan. Disana dikasih materi dan ada juga game-game buat ngelatih tentang kepenulisan. Bonusnya dapat teman baru sih wkwk. Gue kira awalnya masuk komunitas kepenulisan itu bakalan ngebosenin, bakalan kaku. Eh ternyata gue salah, komunitas ternyata menyenangkan. Lumayan juga hp gue jadi banyak notif, walaupun nyab-nyabnya anak grup komunitas kepenulisan.

Setelah gw mendapatkan sedikit ilmu dari komunitas, gue sok-sok-an nyoba ngirim tulisan ke media online, Alhamdulillah juga ada yang diterima dan sisanya banyak yang ditolak, sedih hyung :(. Tapi sebagai seorang wonder women gue gak sedih. Ada seseorang yang support sih, jadi kegabutan gue yah nggak unfaedah2 banget. Pertama kali ngirim cerpen ke gokenje.id dan diterima, walaupun tuh website belum memberikan honor bagi penulis-penulisnya. Tapi udah bahagia banget.

Gue terus mengeksplorasi dunia kepenulisan, tapi lebih ke sastra, entah kenapa gue emang tertariknya kesana. Gue juga sering bikin status yang nyastra banget, sampai-sampai teman gue yang anak sastra bilang kalau gue salah jurusan. Lucunya lagi minta tuker jurusan sama gue, lol. Eits, tapi se-tertariknya gue dengan dunia sastra, gue juga telah mencintai ilmu sosial dan penasaran sama politik. Alasannya yahh dulu gue anak IPS, tapi bukan berarti gue bego di IPA ..., NO gue bahkan disarankan guru buat masuk IPA, tapi pilihan gue jatuh ke IPS. Gue emang mau mematahkan stigma kalau anak IPS itu ngga pintar lah, stigma yang katanya anak IPA lebih jago kemana-mana, ini itu lah pokoknya. Padahal mah sama aja.

Kuliah jurusan Ilmu Administrasi Publik lumayan jadi sebuah tantangan buat gue, karena banyak banget ilmu-ilmu baru yang belum pernah dipelajari di SMA. 2020 ..., gue ngga nyangka sama sekali kuliah bakalan online, karena you know lah ..., pandemi Covid-19 yang penyebarannya cepat banget daripada balesan chat doi :(

Kuliah online Gabut ga? Banget lah. Ketemunya lewat zoom doang itupun kalau dosennya pakai media zoom. Kalau ngga ya cuma ngisi absen di ilearning, submit tugas, ngasih pertanyaan. Sampai-sampai gabutnya gue 2020, ngga sadar aja gitu, rebahan-rebahan tau-taunya Ujian aja. Materi padahal ngga begitu nempel dikepala gue. Kebanyakan karna gue orangnya audio-visual, yang lebih ngerti ketika dijelasin pakai suara sama dosennya langsung, tapi kan ngga semua dosennya pakai zoom.

Kebanyakan dari temen gue mungkin nonton drakor, tapi entah kenapa gue udah ngga ngikutin drakor lagi. Alasannya karena gue sayang kuota aja. Malah gue balik ke dunia orange, alias dunia Wattpad kayak SMA dulu. Bedanya kalau SMA gue cuma jadi reader atau pembaca, sekarang gue memberanikan diri untuk bikin proyek novel yang judulnya "Lelaki Ombrophobia" dan kumpulan sajak yang gue beri judul "You". Jadi author ceritanyee.

Gabut kan ya? wkwk. satu lagi, sebelum tahun baru gue beli ikan cupang dong!!. Sejak pertama beli gue jadi ngeliatin tuh yutup yang isi kontennya ikan cupang semua. Bayangin aja, dari pagi sampai sore gue nontonin cara ngawinin ikan cupang. Yah kan gue penasaran yak, setelah nonton gue coba juga dirumah, eh gajadi kawin tuh cupang, malah berantem, yang betinanya luka-luka njir. Astaga konten apa ini.

Yaah, segitu dulu cuap-cuapnya yaa. Semoga ada yang tertular dengan kegabutan gue. Barangkali ada yang udah bisa ngawinin cupang, plis kasih tau gue, hahaha.


with love

Renai




Komentar

Postingan populer dari blog ini

NCTzen: Penggemar NCT di Indonesia

Dunia hiburan Korea telah menjadi fenomena global yang memikat jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu grup yang telah menarik perhatian banyak penggemar di Indonesia adalah NCT. Dikenal dengan konsep uniknya yang melibatkan banyak subunit dan anggota, NCT telah berhasil membangun basis penggemar yang kuat di Indonesia, yang dikenal dengan sebutan NCTzen. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi fenomena NCTzen di Indonesia, menggali asal usulnya, dampaknya, dan apa yang membuatnya begitu istimewa. Asal Usul NCTzen di Indonesia NCTzen, istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggemar NCT, berasal dari kata "NCT" dan "citizen". Mereka bukan sekadar penggemar biasa, tetapi merasa memiliki keterikatan yang kuat dengan grup dan anggotanya. Di Indonesia, fenomena NCTzen mulai muncul sejak NCT mulai mendapatkan popularitas di tanah air. Awalnya, popularitas mereka terutama dibangun melalui media sosial dan platform streaming musik, di mana lagu-l...

Khaled Hosseini: Penyair Luka dan Harapan

Dalam lanskap sastra modern, terdapat nama yang mencuat dengan cerita-cerita yang membingkai kehidupan dan penderitaan di Afghanistan dengan penuh keindahan dan kekuatan emosional. Nama itu adalah Khaled Hosseini, seorang penulis yang melalui kata-katanya, menjelajahi luka dan harapan yang mengalir dalam aliran sejarah yang bergulir di Afghanistan. Hosseini lahir pada tahun 1965 di Kabul, Afghanistan, dan kemudian pindah ke Amerika Serikat pada usia belasan tahun. Pengalaman hidupnya yang melintasi dua benua memberikan fondasi yang kuat bagi narasi-narasi yang mencakup kehangatan dan kepedihan, pengorbanan dan kehilangan, cinta dan pengampunan. Salah satu karya paling ikoniknya, "The Kite Runner", mengeksplorasi hubungan kompleks antara dua sahabat, Amir dan Hassan, di tengah pergolakan politik dan sosial di Afghanistan. Dengan latar belakang yang kuat, Hosseini mempersembahkan kisah yang menggugah jiwa, mempertanyakan kesetiaan, dan mengeksplorasi implikasi dari pilihan yang...

Puisi "Aku" Karya Chairil Anwar - Salah Satu Puisi Paling Populer di Indonesia

Salah satu puisi paling populer di Indonesia adalah "Aku" karya Chairil Anwar. Puisi ini menjadi salah satu karya sastra yang sangat dihargai dan dihafal oleh banyak orang di Indonesia. Berikut adalah puisi "Aku" karya Chairil Anwar: Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Puisi "Aku" karya Chairil Anwar telah mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan sebagai salah satu karya sastra terpenting di Indonesia. Namun, secara spesifik, puisi ini tidak memiliki penghargaan yang ditujukan langsung kepada dirinya sendiri, karena penghargaan sastra umumnya diberikan kepada penulis secara keseluruhan atas karyanya, bukan hanya satu karya tertentu. Meskipun begitu, "Aku" ...