Translate

Kamis, 08 September 2022

Disini, Jika Lelah dan Ingin Pulang




Dituliskan pada sudut kamar, setelah keluh kesah membayangi senyum bulan malam ini. Apa yang kau cari? Jawaban? Coba bayangkan sejenak, angin sepoi-sepoi sedang menggoyangkan ranting kecil yang berusaha mempertahankan daunnya yang mulai rapuh. atau riak gelombang yang saling mengejar hingga menghantam bibir pantai, pantai tidak pernah mengeluh. Batu karang tetap tegar, tetap kuat bersahaja.
Setiap hal yang menjengkelkan akan terlewati. Memangnya siapa sih yang tidak pernah sedih? resah? kecewa?. Semua orang merasakannya.
Hanya saja di suatu momen seseorang hanya menganggap remeh. Seakan-akan semuanya tak memiliki arti?
Apa rahasia yang tersimpan sebenarnya? Waktu akan menjadi kunci. Semua akan naik ke permukaan. Pada saat itu yang terpenting bukan lagi jawaban.

Ranting-ranting kecil itu menemani seorang Bapak yang saat ini termenung. memikirkan anak-anaknya yang telah dewasa. padahal rasanya baru kemarin si kecil minta dibuatkan ayunan dan bermain seluncuran. dia seorang Bapak, yang tidak mengenal pendidikan tinggi, akan tetapi dengan kulitnya yang coklat, tulangnya yang kuat, dan hatinya yang senantiasa bersabar, bahagia sekali melihat anaknya ketika kelulusan. Dia Bapakku. yang malu-malu maju ke depan ketika namanya dipanggil wali kelas ketika SMA untuk mengambil raporku. yang diam-diam tersenyum lebar melihat usaha anaknya. Dia Bapakku, siapa bilang ia tak punya kekurangan? setiap manusia punya kekurangan, tapi ia belum pernah sekalipun main tangan. Emosinya memang kerapkali tertahan, akan tetapi akan ceria kembali ketika ia makan bersama kami.

Malam ini mungkin televisi masih berbunyi di ruang tengah menemani Ibu yang mulai mengantuk. sebenarnya kalau ada aku, dia banyak curhatan. tontonan televisi menjadi satu-satunya hiburan, karena teknologi hp cuman bisa ia kuasai untuk sekadar menerima telpon. Ibu, yang sangat pandai berbohong. memberikan laukknya ke piring nasiku, dia bilang tak sukaa, dagingnya terlalu alot... padahal aku tahu betul daging ikan tersebut tidak alot. sebelum tidurnya kadang ia menangis, merindukan bayi-bayinya yang dulu penuh keharuman. kini bayi-bayi itu telah terbang melanglangbuana. menggapai tujuannya masing-masing. perkataan Ibu cerewet, akan tetapi prediksinya tidak pernah meleset. harapannya langsung terhubung dengan Tuhan. hatinya sekarang tidak tenang, karena ia selalu bisa merasakan ketika anaknya dalam kesedihan. seumur hidupnya..., ia akan bilang... tak ada yang lebih aman daripada rahim ibu nak... rahimku mampu melar menampungmu. dan tak akan melukaimu


rumah yang sesungguhnya itu bukan bangunan
sebelum kamu hancur, kamu utuh kok... berkilau... bahkan cahayamu memberikan berkah untuk sekitar
Hidup aja yaa, demi apa pun yang jadi tujuan kamu.... tetap hidup yaa demi semangkok bakmi juga boleh, demi aroma buku baru, demi apa saja...

Sssst jangan overthinking, kamu anak yang berharga buat keluarga kamu, buat orang yang menyayangi kamu...


Sampai bertemu pada tulisan berikutnya...






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Kpoper: Menemukan Keuntungan dalam Budaya Pop Korea

Korea Pop, atau K-pop, telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Bagi banyak penggemar, menjadi seorang...